Laman

Resiko Bisnis Makanan Cepat Saji




Resiko bisnis makanan cepat saji 


I.     Latar Belakang
            Makanan cepat saji adalah makanan yang dapat disiapkan atau dilayankan dengan cepat. Karena itu tidak heran mengapa banyak masyarakat yang menggeluti bisnis makanan cepat saji ini. Peluang usaha makanan cepat saji yang semakin berkembang dalam bidang bisnis dan usaha masyarakat Indonesia. Memang membuat beragam konsep usaha makanan cepat saji bermunculan dan bersaing dalam pasar Indonesia. Hal ini sudah telihat dan menjadi salah satu dinamika pasar dalam mencari peluang usahanya. Keadaan yang terjadi ini tidak bisa dipungkiri karena permintaan yang begitu besar bagi kebutuhan akan produk tersebut. Dalam hal ini salah satunya adalah produk makanan ayam goreng.
             
           Produk kuliner makanan ayam goreng memang menjadi andalan beberapa pelaku usaha selama ini. Karena besarnya permintaan akibat keinginan masyarakat yang tinggi untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Akan tetapin, selain menawarkan keuntungan yang besar, usaha ini juga memiliki beberapa resiko. Meskipun bisnis dibidang ini digolongkan bisnis kecil dan hanya membutuhkan modal yang relatif kecil. Tetapi tidak jarang pelaku usaha yang mencoba untuk menggeluti bisnis ini mengalami kegagalan. Hal itu disebabkan karena kekurang tauan pelaku usaha terhadap resiko-resiko dalam bisnis ini. berkaitan dengan hal itu, dalam makalah kali ini penulis akan membahas tentang resiko-resiko bisnis makanan cepat saji ? Dan juga cara penanggulangan resiko tersebut.

II.      Rumusan masalah
1.    Pengertian resiko
2.    Resiko bisnis makanan cepat saji
3.    Penanggulangan resiko bisnis makanan cepat saji
`          
 III.           Pembahasan
1.    Pengertian resiko
      Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko  merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi.  Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.  Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.

            Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan.  Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali.  Misalnya membeli lotere.  Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil.  Apakah ini juga tergolong resiko?  Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko.  Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.

2.    Resiko bisnis makanan cepat saji
                        Dalam melaksanakan setiap usaha tidak akan terlepas dari sebuah resiko. Seperti hal nya usaha makanan cepat saji. Disini penulis mencoba untuk mengidentifikasi dan memaparkan apa saja resiko bisnis makanan cepat saji.
1.    Resiko produksi
                        Usaha makanan cepat saji merupakan usaha yang ditandai varibialitas hasil produksi yang tinggi atau resiko yang tinggi. Mengapa ? karena bahan baku yang digunakan dalam usaha ini adalah bahan baku yang bersifat mudah rusak. Misalnya ayam, bila stok ini tidak terjual habis maka akan membuat kerugian. Ayam tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk bahan baku besok. Karena ayam bersifat mudah rusak atau busuk.
Berkaitan dengan resiko produksi, hal hal yang memperngaruhi dari sebuah produski yaitu digolongkan sebagai berikut :
·         Sumber daya manusia
·         Peralatan dari sebuah proses produksi
·         Lokasi dari prosess produksi
·         Bahan baku
·         Distribusi

           
2.    Resiko harga atau resiko pasar
                        Persaingan usaha yang ketat, menyebabkan pelaku usaha harus bersiap untuk menghadapi resiko harga. Jika pesaing menurunkan harga, maka pelaku usaha juga harus menurunkan harga, agar bisa menarik konsumen dan menjaga pasar tetap stabil. Akibat ini akan berpengaruh pada pendapatan pelaku usaha. Bukan tidak mungkin hal ini akan menyebabkan kerugian pada pelaku usaha makanan cepat saji ini.
           
3.    Resiko keuangan atau kredit
                              Cara sebuah bisnis dalam membiayai kegiatan bisnisnya merupakan hal
             yang sering menjadi persoalan dalam sebuah bisnis. Sering kali hal ini justru menjadi  
             kendala besar yang dihadapi pelaku usaha.

            4.Resiko kelembagaan
                        Sumber penting lain dalam bisnis ini adalah kelembagaan. Hal inilah yang mungkin sering dianggap sepele oleh pelaku usaha. Padahal ini sangat berisko untuk kemajuan usaha tersebut. Jika sektor kelembagaannya tidak teratur maka usaha tersebut sulit untuk berkembang. Pelaku usaha harus menata kelembagaan usahanya dengan tepat.

3.    Penanggulangan resiko bisnis makanan cepat saji
      Usaha makanan cepat saji memang banyak mengandung resiko. Akan tetapi bila pelaku usaha telah melakukan persiapan terlebih dahulu maka resiko tersebut bisa sedikit diminimalkan. Caranya adalah dengan melakukan riset bisnis terlebih dahulu. Dengan melakukan riset bisnis, pelaku usaha akan mengetahui apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Selain itu pelaku usaha juga dapat mengetahui siapa saja pesaing dari usaha tersebut dan apa yang harus dilakukan bila resiko harga terjadi.
     
      Disisi lain, pelaku usaha juga harus mengelola kelembagaan usaha dengan benar. Mulai dari karyawan, pegawai dan semua pihak yang terkait dalam usaha tersebut.

IV.          Penutup
            Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan maupun dari referensi yang diperlukan, untuk itu kami harap kritik dan saran yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah ini.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Daftar Pustaka
Ahira, Anne. Manajemen Resiko. 2012. http://www.anneahira.com/manajemen-resiko.htm
Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, 2005.

Oleh : 
        - Yogi Pramadani
        - Candra Sri hartanto
        - Fennie oktavirsa

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Resiko Agribisnis

Resiko Agribisnis

Dalam melaksanakan setiap usaha tidak akan terlepas dari sebuah risiko.Seperti hal nya dalam usaha pertanian.Usah Pertanian selalu tidak terlepas dari sebuah ketidak pastian dan mengandung risiko.Karena disebabkan dalam melaksanakan usaha pertanian sangat banyak factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut yang terkadang tidak semua factor dapat dikendalikan oleh si pengusaha.
 
Risiko yang muncul dari usaha pertanian merupakan suatu hal yang buruk/negative yang akan timbul selama melaksanakan usaha tersebut dimana peluang kejadian tersebut serta dampaknya,sebenarnya dapat dihitung dan diperkirakan.Risiko pertanian muncul dari factor yang tidak bisa diprediksi dan dikendalikan sempurna oleh pengusaha,seperti kegiatan biologi (hama dan penyakit),iklim,harga,kecelakaan dll.Dimana untuk dapat mengatasi sebuah risiko yang muncul kita harus dapat mengenali jenis resiko,penyebab risiko,serta seberapa besar dampaknya jika risiko itu terjadi. 
 
Jenis resiko

     (I)
Risiko Produksi
usaha pertanian merupaka usaha yang sering ditandai dengan varibialitas hasil produksi yang tinggi atau risiko yang tinggi.Tidak seperti usaha lain petani tidak dapat menentukan jumlah pasti output yang dapat dihasilkan dalam satu kali proses produksi pada saat awal perencanaan.tidak seperti usaha pabrik  roti dimana pada tahap awal produksi pengusaha sudah dapat memproduksi output yang dihasilkan dengan patokan kapasitas mesin yang digunakan dan input yang digunakan ,karena pada usaha pembuatan roti hamper semua factor dapat dikendalikan oleh pengusaha.Tetapi tidak halnya dengan usaha pertanian.Faktor seperti hama,cuaca,penyakit, akan dapat menghalangi maksimalnya produksi pertanian yang mungkin menyebabkan penurunan jumlah produksi bahkan kerugian produksi.

    (II) Risiko harga Atau Risiko Pasar
Volatilitas harga input dan Output merupakan sumber penting dari risiko pasar di bidang pertanian.Harga pertanian cenderung berubah dan tidak memiliki kestabian serta tidak adanya kepastian.Varibilitas harga berasal dari pengaruh pasar baik pasar endogen maupun eksogen.Perubahan yang terjadi di pasar akan dipengaruhi oleh kondisi  permintaaan aupun penawaran,Jika jumlah barang yang ditawarkan jumlahnya barang maka secara otomatis harga menjadi anjlok.sedangkan secara global pasar  akan dipengaruhi secara signifikan oleh dinamikan produksi internasional.perubahan harga yang dihadapi oleh pelaku pertanian akan memepengaruhi minat dan kesediaan mereka untuk memproduksi suatu jenis komoditi.

    (III) Risiko Keuangan/Kredit
Cara sebuah bisnis dalm membiayai kegiatan bisnisnya merupakan sebuah hal yang diperhatikan dan sering diprihatinkan dalam banyak perusahaan.Dalam hal ini,kegiatan pertanian mempunyai kekhasan tersendiri.petani harus melakukan pertanian dengan modal mereka sendiri dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses produksi,dan petani harus mengantisipasi semua biaya dan semua kemungkinan risiko yang terjadi sebelum usahanya menghasikan dan bisa dipasarkan.Hal ini menyebabkan potensi permasalahan arus kas yang diperburuk juga dengan kurangnya akses petani ke layanan  kredit,layanan asuransi dan tingginya biaya pinjaman.Selain itu proses yang berbelit dan dipersulit dalam melakukan peminjaman modal dapat diklasifikasikan sebagai risiko keuangan.

    (IV) Risiko Kelembagaan
Sumber penting lain ketidakpastian bagi petani adalah resiko institusional, yang dihasilkan oleh
hal yang tak terduga,seperti perubahan peraturan yang mempengaruhi aktivitas petani. Perubahan
peraturan, jasa keuangan, tingkat pembayaran dukungan harga atau pendapatan dan subsidi
secara signifikan dapat mengubah profitabilitas kegiatan pertanian. Hal ini terutama berlaku untuk
impor / ekspor rezim dan untuk tunjangan khusus, tetapi juga penting dalam
kasus peraturan sanitasi dan phyto-sanitasi yang dapat membatasi aktivitas produsen
dan membebankan biaya pada produsen

     (V) Teknologi risiko:
Seperti kebanyakan pengusaha lain, petani bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari merekakegiatan. Adopsi teknologi baru dalam modernisasi pertanian seperti dipengenalan tanaman transgenik menyebabkan peningkatan risiko produsen pengadopsi.

     (Vi) Personal risiko:
          hampir semua kegiatan mengandung unsure risiko,salah satunya risiko personal.Risiko personal dalm usaha pertanian akan mempengaruhi kesejahteraan pelaku kegiatan tersebut.Resiko personal yang mungkin muncul seperti risiko asset dari banjir,kekeringan,dan kemungkinan kerusakan atau pencurian asset produksi dan asset pertanian yang lainnya.


Pengertian Manajemen Resiko
 

         Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:  penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.  Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.  Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).
           Menurut Vibiznews.com, manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.  Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer resiko pada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek buruk dari resiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari resiko tertentu.
           Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.  Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik.  Di sisi lain, pelaksanaan manajemen resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas manajemen resiko (manusia, staff, organisasi).

Macam – Macam Manajemen Resiko
 

     Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.    Risiko berdasarkan sifatnya

     a.    Risiko Spekulatif
           Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian. Jenis risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa diasuransikan.
     b.    Risiko Murni
           Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah risiko yang dapat diansuransikan (insurable risk).
 
2.    Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
       a.    Risiko yang dapat dialihkan
           Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
      
       b.    Risiko yang tidak dapat dialihkan,
             Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

3.    Risiko berdasarkan asal timbulnya

      a.    Risiko Internal
               Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.  Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

      b.    Risiko Eksternal
              Risiko Eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS